Aceh Sangat Kaya Potensi Wisata

Salah satu pantai wisata di Aceh nan indah


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan bahwa Aceh memiliki potensi wisata dan ekonomi kreatif yang kaya. Sehingga patut dikembangkan agar potensi tersebut dikenal luas oleh wisatawan nusantara dan mancanegara. Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

"Aceh ini punya beberapa produk kreatif unggulan seperti batik dan juga Kopi. Ini akan kita pasarkan dengan taraf dunia untuk membangkitkan dan memulihkan ekonomi serta membuka peluang kerja," tutur Sandiaga.

Kunjungan ini, di antaranya untuk menindak lanjuti rencana investasi Uni Emirat Arab di Aceh dengan nilai sekitar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama Sandiaga juga menyampaikan akan mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di provinsi yang dikenal dengan sebutan "Tanah Rencong" itu dengan bingkai penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. 


"Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan khususnya wisatawan nusantara untuk berkunjung dengan panduan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," tegas Sandiaga.

Sementara iGubernur Aceh Nova Iriansyah menjelaskan, pihaknya mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam rangka merealisasikan rencana investasi dari Uni Emirat Arab. 

"Seperti misalnya hibah lahan milik pemprov dihibahkan ke pemerintah pusat dan juga perizinan yang jadi kewenangan kita ini sudah kita lakukan," sebut Nova.

Dengan adanya investasi ini, Nova berharap akan lebih banyak lagi investasi dari negara sahabat lain yang masuk ke Aceh. 

"Sebenarnya dari UAE itu sudah masuk (investasi) Mubadala Oil and Gas di Blok Andaman, mudah-mudahan pariwisata yang berikutnya," tegas Nova.

Turut mendampingi Menparekraf Sandiaga dalam kunjungan tersebut adalah Deputi Bidang Industri dan InvestasiKemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo; Ketua Bidang Promosi dan Humas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Nur Asia Uno; dan Anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa'aduddin Djamal.


Lebih baru Lebih lama