Kinerja Bank Mandiri Syariah Tetap Bersinar Meski Situasi Makro Sedang Tidak Kondusif

PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) sampai dengan kuartal pertama tahun ini membukukan laba bersih mencapai Rp 368 miliar, tumbuh signifikan 51,53% secara tahunan (year on year/yoy). Laba tersebut didukung dari pembiayaan yang memberikan kontribusi positif pada pendapatan margin bagi hasil bersih yang tumbuh 6,33% (yoy).

"Hingga akhir Maret 2020, kami membukukan laba bersih sebesar Rp 368 miliar naik 51,53% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ditopang pendapatan margin dan fee based income yang antara lain disumbang dari transformasi bisnis digital," ungkap Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari, Selasa (12/5). Perseroan terus mengembangkan fitur digital berdampak pada peningkatan jumlah pendapatan fee based income. FBI digital channel naik 36,97% dari Rp 52,06 miliar per Maret 2019 menjadi Rp 71,31 miliar per Maret 2020.

Fee based income dari mobile banking berkontribusi tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 55,76% dari Rp 8,04 miliar per Maret 2019 menjadi Rp 12,52 miliar per Maret 2020. Hingga Maret 2020, user Mandiri Syariah Mobile (MSM) mencapai 1,15 juta user dengan jumlah transaksi sebanyak 8,5 juta transaksi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho mengungkapkan, menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 75,70 triliun, tumbuh 9,14% (yoy).  Pembiayaan segmen konsumer seperti pembiayaan Kendaraan Berkah, Griya Berkah, Pensiun Berkah dan Mitraguna Berkah menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan tersebut. "Pertumbuhan pembiayaan tersebut disertai perbaikan kualitas yang terjaga baik dengan indikator penurunan NPF net sebesar 34 bps dari 1,29% per Maret 2019 menjadi 0,95%. Sementara, NPF gross turun 57 bps dari 3,06% menjadi 2,49 % per Maret 2020," terang dia. Pertumbuhan pembiayaan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang tumbuh 6,33% (yoy) senilai menjadi Rp 2,23 triliun per Maret 2020. Sementara fee based income meningkat 18,91% dari Rp 429 miliar per Maret 2019 menjadi Rp 510 miliar per Maret 2020.

Direktur IT, Operation & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii menambahkan, perseroan selalu berinovasi memberikan layanan terbaik kepada nasabah melalui digitalisasi. Bahkan, kata dia, masyarakat bisa membuka rekening online #dirumahsaja. Layanan tersebut adalah fitur pertama yang dimiliki bank syariah di Indonesia. Dengan #dirumahsaja tentunya sejalan dengan pesan pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

"Insya Allah kami akan selalu mengembangkan dan meningkatkan layanan digital demi kemudahan dan kenyamanan nasabah," kata Syafii. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Mandiri Syariah tumbuh 16,94% (yoy) menjadi Rp 101,92 triliun pada Maret 2020.  Dari total dana tersebut, porsi CASA mencapai 56,37% yang ditopang dari tabungan yang naik 14,82% menjadi Rp 40,47 triliun.

Perolehan DPK menjadikan aset Mandiri Syariah per akhir Maret 2020 mencapai Rp 114,75 triliun atau naik 16,43% (yoy). Atas pencapaian seluruh indikator bisnis diatas, Mandiri Syariah mencatatkan return on equity (ROE) di level 16,39% per Maret 2020 dan menjadikan Mandiri Syariah sebagai bank syariah terbesar dengan rasio profitabilitas bank yang baik.


Baca artikel lain: 

Lebih baru Lebih lama