Kinerja Astra Semester I 2017 : Luar Biasa, Bisnis Alat Berat dan Pertambangan Meningkat 104%


Konglomerasi multisektor, PT Astra International Tbk (ASII) sudah mengumumkan laporan kinerja semester I 2017 ini, laba bersih sebesar Rp 9,35 triliun, naik 31% dibanding periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 7,11 triliun.  Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto juga menginformasikan pendapatan bersih konsolidasi Grup selama periode ini meningkat 11% menjadi Rp 98 triliun, seiring dengan peningkatan kontribusi pendapatan dari sebagian besar segmen bisnisnya.

Yang menarik, kinerja bisnis Alat Berat dan Pertambangan di Group Astra sangat luar biasa.  Laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 104% menjadi Rp 902 miliar.

PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 105% menjadi Rp1,5 triliun, disebabkan oleh peningkatan volume bisnis pada mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan kegiatan pertambangan, yang seluruhnya mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga batu bara.

Pada segmen usaha mesin konstruksi, volume penjualan alat berat Komatsu mengalami peningkatan sebesar 70% menjadi 847 unit, dimana pendapatan dari suku cadang dan jasa juga meningkat. PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, mengalami peningkatan produksi batu bara sebesar 2% menjadi 25 juta ton, sementara peningkatan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) meningkat sebesar 3% menjadi 171 juta bank cubic metres. Anak perusahaan UT dalam bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 9% menjadi 1,9 juta ton.

PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 63% menjadi Rp31 miliar dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp6,9 triliun sepanjang kuartal pertama tahun 2017 dibandingkan Rp2,4 triliun yang berhasil diterima pada kuartal pertama tahun 2016.

Pada bulan Maret 2017, Bhumi Jati Power yang 25% sahamnya dimiliki oleh UT dan akan mengembangkan serta mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jawa tengah, telah menyelesaikan perjanjian pendanaan proyek dengan para kreditur. Proyek BOT (build, operate and transfer) ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$4,2 miliar dan direncanakan akan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021. Bhumi Jati Power merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha UT, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.

Pada bulan Maret 2017, UT melalui anak usahanya PT Tuah Turangga Agung, menyelesaikan akuisisi 80,1% kepemilikan PT Suprabari Mapanindo Mineral, sebuah perusahaan coking coal (batu bara berkalori tinggi yang biasa digunakan sebagai campuran dalam peleburan baja) yang berlokasi di Kalimantan Tengah.


Lebih baru Lebih lama