Banyak Multinasional Yang Siap Masuk Indonesia Dan Siap Menjadi Strategic Partner

Beberapa investor Jepang dikabarkan sedang mengincar sejumlah perusahaan di Indonesia untuk diakuisisi. < > Sedanngkan Investor Korea sedang melakukan due dilligence pada salah satu perusahaan Indonesia


Diupdate tgl 4 September 2022

Dalam dunia investasi dan permodalan bisnis, ada istilah investor finansial (financial investor)  dan investor strategis (strategic investor atau strategic buyer). Dua tipe investor ini akan dijumpai ketika sebuah perusahaan sedang mencari mitra investor (non bank). Istilah ini juga akan muncul ketika seorang pemilik perusahaan sedang terpikir menjual perusahaannya, maka ia akan berhadapan dengan pilihan, apakah sebaiknya dijual ke financial investor atau ke strategic investor. 

Artikel ini menjelaskan beberapa perbedaan karakteristik dari dua tipe investor itu, semoga berguna bagi pemilik perusahaan yang sedang mencari investor.


Financial Investor, apa itu?

Investor tipe financial investor biasanya mengacu pada beberapa contoh jenis investor seperti perusahaan-perusahaan private equity, perusahaan modal ventura (venture capital), perusahaan hedge fund, perusahaan investasi milik sebuah keluarga kaya (family offices), perusahaan sekuritas yang mengelola dana investasi, dan investor individual seperti para pribadi yang superkaya. 

Biasanya, investor financial akan melakukan investasi untuk jangka sementara saja, antara  waktu 2-7 tahun saja setelah itu mereka akan eksit (keluar) dengan menjual sahamnya di perusahaan yang ia tanami modal itu. Cara keluarnya bisa beragam, bisa dengan jual sahamnya di bursa (IPO) atau dijual ke investor lain. 

Finansial investor ini umumnya fokus melihat bagaimana tingkat return dari perusahaan yang ia akan beli/investasi. Yang dilihat laba dan prospek laba, sedangkan bidang bisnisnya bisa fleksible. Tapi ia akan cari mitra yg bisa mengelola bisnis karena ia sendiri tidak ahli di bidang teknis pengelolaan bisnis yang digarap. 

Mereka akan sangat tertarik untuk mendalami arus kas (cashflow) yang dihasilkan dari perusahaan yang ditarget dan akan melihat bagaimana peluang pertumbuhan arus kas itu dan juga peningkatan pendapatan, pengurangan biaya, atau menciptakan skala ekonomi dengan mengakuisisi perusahaan sejenis lainnya. 

Investor finansial lebih hati-hati dalam meneliti laporan keuangan perusahaan. Ingat, dana yang dikelola perusahaan financial investor ini merupakan dana pihak lain. Ia yang memutar agar bisa berkembang sehingga mereka harus sangat hati-hati. 

Umumnya mereka lebih suka mencari perusahaan yang dikelola dengan baik dengan sejarah pendapatan yang konsisten, dan lebih disukai, pendapatannya yang terus tumbuh. Mereka sangat concern melihat perkiraan laba perusahaan. Ketika melakukan investasi, atau membeli sebuah perusahaan basanya mereka tetap mempertahanan tim manajemen lama setidaknya untuk dua atau tga tahun selama perusahaan itu belum dijual ke pihak lain. Financial investor selalu butuh tim manajemen yang kuat yang bisa menjadi mitra pengelolaan bisnis. 





Apa itu Strategic Investor itu ? 

Investor strategis (strategic investor) adalah jenis investor yang biasanya merupakan perusahaan yang bidang bisnisnya sama atau masih ada hubungan dengan bidang bisnis yg butuh investasi. Jadi investor strategis itu bisa juga merupakan perusahaan sejenis yang menjadi pesaing, atau perusahaan pemasok, atau bahkan perushaan yang selama ini pelanggan perusahaan Anda. Misalnya, kalau bisninya consumer good, investor strategis itu bisa Indofood Group, Kalbe, Sinarmas, atau OrangTua Group.

Investor strategis biasanya melakukan investasi di sebuah perusahaan atau akusisi perusahaan karena sesuai rencana bisnis jangka panjang mereka sendiri atau bisnis baru itu bisa saling melengkapi bisnis yang sudah dimiliki. Jadi tujuannya ia investasi bisa untuk ekspansi vertikal (terhadap pelanggan atau pemasok), ekspansi horizontal (ke pasar geografis baru atau lini produk), menghilangkan persaingan, atau meningkatkan beberapa kelemahan utamanya (teknologi, pemasaran, distribusi, penelitian dan Pengembangan, dll.).

Investor strategis seringkali bersedia dan mampu membayar lebih mahal ketika ia akan akuisisi, dibanding financial investor. Ada dua alasan utama untuk ini. Pertama, pembeli strategis mungkin dapat menyadari manfaat sinergis bila aset baru itu digabung dengan bisnis lamanya. Kedua, investor strategis umumnya perusahaan besar dengan akses modal yang lebih baik. Mereka sering memiliki mata uang lain yang tersedia bagi mereka dalam bentuk saham. Pembeli strategis sering menawarkan saham, uang tunai, atau kombinasi keduanya dalam pembayaran harga beli.


Investor strategis sangat fokus pada kemungkinan bisnis baru yang akan diakuisisi atau diinvestasi bisa sinergi dan bisa diintegrasikan dengan bisnis lamanya. Investor strategis ketika investasi ia akan  mempertahankan bisnis yang baru dibeli tanpa batas waktu, yang seringkali sepenuhnya mengintegrasikan perusahaan ke dalam bisnis mereka yang ada.


Sementara investor financial, fokus melihat kemampuan menghasilkan uang dan pertumbuhan pendapatan. Mereka fokus terutama pada kemampuan perusahaan itu untuk tumbuh cepat dalam waktu singkat. Selain itu, financial investor sering membeli sebagian bisnis dengan cara hutang, yang menyebabkan mereka harus meneliti kapasitas bisnis untuk menghasilkan arus kas untuk melayani beban utang.

Investor finansial, bagaimanapun, biasanya memiliki horison waktu investasi hanya 3 - 7 tahun saja. Mereka sangat concern dengan EBITDA perusahaan dan lebih sensitif terhadap risiko siklus bisnis daripada investor strategis. Maklum, mereka selalu memikirkan strategi exit atau keluar setelah 5 tahun yang harus untung signifikan. 


Mana  yang lebih baik?

Dua duanya baik. tergantung tujuan dari pihak yang cari investor. Investor strategis biasanya mau  membayar lebih mahal, tapi biasanya dia selalu ingin kontrol, sahamnya mayoritas, dan artinya perusahaan anda harus mau menjadi bagian dari group dia. Bahkan mungkin anda sendiri nanti bisa diganti oleh eksekutif kepercayaan dia. Bagia pemilik perusahaan yang ingin jual 100% sahamnya mungkin investor strategis lebih cocok, karena harga bisa lebih baik dan ia tak mikir hal lain. Setelah itu pensiun. paling-paling dia dibutuhkan untuk transisi. 

Tapi kalau anda butuh investor yang bisa kerjasama lama dan anda masih ingin mengontrol dan memimpin perusahaan, investor financial lebih tepat. Mereka memang tak ahli operasional, hanya butuh duitnya berkembang. Mereka justru senang bila sebagai pengelola lama anda bertahan, yang penting bisnis untung, kerjasama dan komunikasi harmonis. Financial investor ini cocok banget bila ada cari mitra yang hanya sekedar suntikan modal dan investor yg nggak banyak cawe cawe di bisnis. Atau mereka yang hanya butuh investor untuk sesaat, misalnya untuk 3-4 tahun setelah itu dia keluar, sahamnya dia anda beli. Ini cocok dgn investor financial. Walaupun biasanya valuasi financial investor lebih pelit, namun ia fleksible untuk  hal-hal lain. Bisa jadi teman untuk tumbuh, nggak reseh. Investor strategis di lain sisi, cenderung akan dominan dan mengontrol perusahaan anda kalau anda masih punya saham disana.

Dua-duanya ada plus minus.

Yang pasti, apapun bisnis bapak/Ibu, asal bukan bisnis rokok dan minuman keras, dan skala bisnisnya sudah diatas Rp 200 miliar, saya bisa bantu cari investor baik tipe financial investor atau strategic investor. saya siap bantu dan silahkan kontak saya. sukses untuk bapak/ibu

Beberapa jenis perusahaan yang dicari investor relasi saya:

  • Perusahaan pengolahan ikan dan hasil laut (fishery processing, shrimp, crab processing, cold storage/seafood manufacturing
  • Perusahaan tambang nickel dan pengolahannya 
  • Semua perusahaan bidang manufacturing
  • Perusahaan farmasi, jaringan klinik, jaringan perawan kesehatan dan kecantikan, apotik
  • Perusahaan yang bisnisnya B2B
  • Perusahaan bidang kimia, pengolah limbah, dan sejenisnya
  • Pperusahaan distribusi, baik barang2 consumer maupun barang industrial
  • Perusahaan agribisnis dan teknologi yang terkait pertanian
  • Perusahaan Manufacturing ( memproduksi makanan, minuman, obat, produk rumah tangga, bahan bangunan,  kemasan, industrial good, B2B product, produsen cat, bahan bangunan, dll, yang ada proses makanan)
  • Perusahaan jaringan ritel dan resto yang sudah memiliki banyak cabang
  • Perusahaan logistik (integrated logistic, forwarding, warehousing, trucking, kurir express
  • Perusahaan logistik berpendingin (cold chain):  perusahaan logistik yang punya cold storage, perusahaan trucking yg berpendingin, warehouse cold storage, refrigrated trucking, dll)
  • Perusahaan asuransi jiwa syariah
  • Bank syariah 
  • Mall dan ritel di kota-kota utama dan kota kedua
  • Perusahaan industri berat (baja, alumunium, pipa, dll)
  • Perusahaan properti yang punya land bank untuk apartemen dan mall
  • perusahaan IT services/IT system integration outsourcing company
  • perusahaan farmasi OTC
  • Perusahaan yang punya land bank untuk kawasan industri diatas 400 ha
  • Perusahaan Infrastruktur (listrik, pelabuhan, penyediaan air bersih, bioenergi, biomass)
  • Perusahaan shipping yang asetnya sudah diatas Rp 400 miliar 
  • Perusahaan kemasan 
  • Perusahaan agribisnis yang omsetnya sudah diatas Rp 300 M
  • Perusahaan pupuk organik yang sudah punya pasar ritel
  • Perkebunan sawit, karet dan kopi,

Namun perlu dicatat bahwa investor hanya mau berkongsi dengan perusahaan yang skalanya sudah korporasi, bukan pemain UKM atau perusahaan baru. Mohon dimengerti.


Terima kasih

Lebih baru Lebih lama