Dikepung Puluhan Ecommerce Asing, Saqina.com Sukses Jaga Pertumbuhan Bisnis Busana Muslim



Persaingan bisnis ecommerce di Indonesia memang supergila. Terutama bila melihat potret persaingannya dalam tiga tahun terakhir. Kalangan investor besar baik asing dan lokal ikut penetrasi pasar. Lihatlah Lazada, Zalora, Alibaba, JD.ID, blibli, hingga Mataharimall. Mereka bukan pemain kacangan. Apalagi rata-rata ditopang pemodal kuat dari luar negeri. Mataharimall.com, milik Lippo, misalnya, meski ia pemain lokal namun esensinya juga menggunakan dana asing karena Lippo dikenal aktif berpartner dengan kalangan private equity global.



Potret persaingan yang semakin riuh tak menyulutkan nyali para pemain lokal yang sejak awal memang sudah aktif di bisnis layanan ecommerce. Salah satunya Saqina.com, pemain ecommerce lokal yang juga salah satu pionir ritel online busana muslim. Perusahaan yang dibangun pasangan Mohamad Rosihan-Ines Handayani ini terus eksis meski kini dalam kepungan pemain asing.



Sejak awal penetrasinya 2008, Saqina.com memang langsung menunjukkan eksistensi hingga sekarang menjadi salah satu pemain utama di bisnsi ecommerce busana muslim. Rosihan-Ines sukses memadukan pengalaman jualan offline dengan pengetahuan dunia online-nya. Maklum, sebelum pindah ke kuadran entrepreneur, Rosihan sendiri pernah berkarir di Detik.com Group.



Saqina.com mulai diujicoba pada bulan Ramadan tahun 2008. Sebelumnya perusahaan ini sudah punya delapan toko fisik busana muslim. Pasangan ini kemudian menginvestasikan ruang, barang, sumber daya manusia, sistem, dan teknologi untuk memulai berjualan online.



Gayung bersambut. Respon pasar terhadap layanan online ini cukup bagus dan di luar dugaaan. Sejak itulah Saqina.com terus melaju dengan berbagai program promosi yang dilakukan, dan tawaran produk-produk busana muslim dengan model-model yang kekinian alias ngetop.



Pasangan ini juga makin aktif dalam berpromosi. Misalnya dengan mengiklankan Saqina.com di majalah, Facebook, portal berita online, dan mesin pencari Google. Diakui Rosihan, beriklan di media online sangat besar pengaruhnya untuk membangun trafik kunjungan ke situs web Saqina.com.



Ia membantah ketika disebut punya modal besar. "Modal yang saya pinjam dari bank Rp 100 juta. Rp 45 jutanya saya pakai untuk beriklan," kata Rosihan  pada sebuah event. Biaya beriklan memang tak bisa disebut murah. Karena itu, Rosihan memilih momentum dan media yang pas untuk mengiklankan Saqina.com. Prediksi momentum dan media yang dipilih Rosihan, ternyata sangat tepat. Trafik dan transaksi di Saqina.com meningkat pesat.



Ia selalu mengukur efektivitas setiap iklan yang dipasang, bagaimana efeknya terhadap trafik dan tentu saja, transaksi. Trafik memang penting dalam bisnis e-commerce, namun harus ada transaksi agar modal yang telah dikeluarkan bisa diputar. Hasil transaksi itu digunakan untuk operasional dan diputar lagi untuk beriklan. Untungnya, biaya operasional toko online tak sebesar toko fisik.



Rosihan berpendapat, dalam bisnis e-commerce, harus ada hal sederhana yang bisa dipahami secara luas sebagai sesuatu yang bisa dipercaya. Setelah tergiur dengan harga murah yang ditawarkan, calon pembeli akan mengecek kredibilitas, dan mencari sesuatu yang bisa dipercaya.



Keberadaan jaringan toko fisik Saqina dimanfaatkan Rosihan untuk membangun kepercayaan. "Saat Saqina.com pertama kali dirilis, halaman di situs web yang paling banyak dikunjungi adalah Jaringan Toko," tutur Rosihan. Halaman ini memberi informasi tentang keberadaan toko fisik, foto toko dan koleksi, alamat, nomor telepon, dan peta digital.



Hingga kini, masih ada saja orang yang datang ke kantor pusat Saqina.com di Jakarta Selatan, hanya sekedar memastikan apakah di sana benar kantor Saqina.com. Kebanyakan mereka yang datang mengecek adalah saudara atau kerabat dari calon pembeli di daerah, yang hendak memesan barang dalam jumlah besar.



Pelayanan yang cepat dan customer service juga menjadi hal penting dalam bisnis e-commerce. Calon pembeli sering mengajukan pertanyaan tentang barang yang ingin dibeli. Saqina.com sendiri sudah diperkuat tim yang lengkap, mulai dari yang menangani customer service, pengadaan barang, kontrol kualitas, foto produk, pengodean, pmberian harga dan label, update situs web, inventoring, hingga administrasi. Untuk urusan pengiriman barang, Saqina.com mempercayakannya pada pihak ketiga.



Menurut Rosihan, kebanyakan pelaku bisnis e-commerce adalah mereka yang memiliki latar belakang teknologi informasi. Nah, terkadang mereka masih terpaku pada paradigma TI, yang terobsesi membuat situs webnya jadi sekeren mungkin, lengkap dengan sistem pembayaran yang canggih. Padahal, kata Rosihan, pelaku seharusnya fokus pada bisnis, mulai dari strategi pemasaran serta mengatur pasokan dan permintaan. "Saya menerapkan sistem tradisional untuk situs web. Sederhana dan simpel," kata Rosihan yang juga memiliki latar belakang TI.


Sampai 2010, Saqina.com masih menggunakan domain open source yang bayarannya hanya Rp 20.000 per bulan. Barulah pada 2011, Saqina.com sudah menggunakan server sendiri. Tahun depan, ia baru mau menerapkan metode pembayaran dengan kartu kredi.



Selama ini Rosihan realistis melihat fakta bahwa orang Indonesia belum sepenuhnya percaya pada metode pembayaran dengan kartu kredit. Sejak 2008, kebanyakan pembeli di Saqina.com melakukan pembayaran dengan transfer dari ATM dan internet banking. "Cara melacak transaksinya sangat mudah, kita kasih harga yang nominal akhirnya ganjil. Pembeli harus bayar dengan nominal yang akhirannya ganjil itu, kita suruh agar jangan digenapi," terang Rosihan.



Rosihan memandang bisnis di internet punya pasar yang tidak terbatas. Pembeli datang dari mana saja, dengan selera yang beragam. Karena itulah, harus pandai-pandai menjaga pasokan barang. Rosihan mengaku, Saqina.com tak hanya berlaku sebagai produsen dan pemasok busana muslim, namun juga masih mencari produk dari pusat-pusat grosir dan menjalin kerjasama dengan perusahaan konveksi lainnya.



Yang pasti, manajemen Saqina.com yakin kedepan bisnis ecommerce busana muslim yang dikelolanya akan terus berkembang. Bahkan saat ini Saqina.com juga mulai menawarkan berbagai item produk lain di luar busana muslim. Meski dalam kepungan pemain asing, Saqina.com dan juga ecommerce milik pemain lokal lainnya akan tetap eksis dengan strategi dan kreatifitasnya masing-masing. Tentunya kita akan lebih senang kalau pemain-pemain lokal seperti Saqina.com akan terus berkembang dan berhasil menjadi tuan rumah atau ikon di negerinya sendiri. Salam 

Lebih baru Lebih lama